Jumat, 04 Desember 2009

Padang Pengembalaan

Oleh:Marhadi
PEREMAJAAN PADANG PENGEMBALAAN
PENDAHULUAN
Lahan penggembalaan ternak di Indonesia banyak mengalami kerusakan, yang semula merupakan padang rumput telah terintervensi oleh gulma kemudian menjadi tanah kritis. Kerusakan padang penggembalaan tersebut antara lain disebabkan karena hijauan asli setempat produksi dan kualitasnya rendah, kurang responsive terhadap perbaikan unsur hara tanah.
Bagi daerah yang memiliki sosial budaya memelihara ternak secara ekstensif, keberadaan padang penggembalaan sangat diperlukan. Oleh karena itu perlu adanya upaya peremajaan terhadap padang penggembalaan yang ada serta melakukan perluasan areal padang penggembalaan baru terhadap lahan yang belum dimanfaatkan agar ketersediaan hijauan makanan ternak tercukupi dan terus memiliki keberlajutan atau kontinyuitas. 
Tujuan penulisan makalah mengenai peremajaan padang pengembalaan ini adalah untuk memberikan informasi dan pemahaman kepada para mahasiswa peternakan dan peternak betapa pentingnya padang pengembaaan bagi ternak sebagai sumber pakan yang berasal dari hijauan, adapun manfaatnya adalah agar kita semua memahami bagaimana cara melakukan peremajaan terhadap padang pengembalaan.
2.1. Padang Pengembalaan
Padang penggembalaan adalah tempat atau lahan yang ditanami rumput unggul dan atau legume (jenis rumput/ legume yang tahan terhadap injakan ternak) yang digunakan untuk menggembalakan ternak. Usaha padang penggembalaan adalah suatu bentuk usaha peternakan (ternak ruminansia) yang menggunakan padang penggembalaan, dengan landasan kapasitas tampung (carrying capacity). Tujuan utama dalam pembuatan padang penggembalaan adalah menyediakan hijauan makanan ternak yang berkualitas, efisien dan tersedia secara kontinyu sepanjang tahun, disamping itu sebagai media intensifikasi kawin alam.
Padang penggembalaan dapat diklasifikasikan menjadi empat golongan utama, yaitu : Padang Penggembalaan Alam, Padang Penggembalaan Permanen yang sudah diperbaiki, Padang Penggembalaan Buatan (Temporer), dan Padang Penggembalaan dengan Irigasi. Padang penggembalaan dapat terdiri atas rumput-rumputan, kacang-kacangan atau campuran keduanya (McIlroy, 1976), di mana fungsi kacang-kacangan dalam padang penggembalaan adalah memberikan nilai makanan yang lebih baik terutama berupa protein, phosphor dan kalium (Reksohadiprodjo, 1994).
2.2. Tatalaksana Padang Penggembalaan
Tatalaksana Padang Penggembalaan antara lain meliputi pembenihan baru, pemupukan, pemberantasan gulma, hama dan penyakit, pembakaran, penggunaan sumber air, penanaman pepohonan untuk naungan, pemberian masa istirahat penggembalaan dan pengaturan jumlah ternak yang digembalakan.
Tujuan tata laksana padang penggembalaan adalah untuk 1) mempertahankan produksi yang tinggi dari hijauan yang berkualitas tinggi untuk waktu sepanjang mungkin; 2) mempertahankan keseimbangan yang menguntungkan antara jenis-jenis tanaman pakan; 3) mencapai penggunaan yang efisien dari hijauan pakan yang dihasilkan dan 4) produksi hewan yang tinggi.  Tata laksana penggembalaan yang baik mengadakan masa istirahat dan memberikan kesempatan agar tanaman pakan tersebut dapat tumbuh kembali setelah penggembalaan dan termasuk pengaturan yang cermat dalam hal jumlah ternak yang digembalakan.  Ternak-ternak dapat tumbuh paling baik apabila diberi kesempatan merenggut sepuas-puasnya tetapi tidak berlebihan (Mcllroy, 1976).
Dari segi pengolahan tanah, terdapat tiga sistem produksi padang penggembalaan yaitu: 1) penggembalaan ekstensif pada tanah penggembalaan savana; 2)  penggembalaan ekstensif pada tanah penggembalaan yang ditingkatkan dengan campuran rumput dan legum; 3) penggembalaan intensif pada padang rumput yang dipupuk berat.  Ternak yang digembalakan secara berpindah-pindah menyebabkan tanah penggembalaan harus dikelola secara ekstensif (Reksohadiprodjo, 1994).

2.3. Renovasi Padang Penggembalaan
Pada umumnya untuk padang penggembalaan dengan system penggembalaan secara kontinyu setelah 3 (tiga) tahun perlu diperbaharui. Untuk pembaharauan ini tanaman lama dibongkar, tanah diolah kembali dan dilakukan penanaman yang baru. Sedangkan pada padang penggembalaan bergilir jangka panjang (6 - 9 tahun) dapat dilakukan 2 - 3 kali renovasi. Renovasi atau peremajaan perlu dilakukan untuk menjaga kualitas dan kuantitas produksi hijauan.
Cara renovasi padang pengembalaan ada dua:
Serentak
Cara ini dilakukan dengan membongkar semua padangan dengan cara dibakar kemudian diganti dengan tanaman unggul yang baru. Cara ini membutuhkan  biaya yang mahal dan ada kesenjangan dalam penyediaan pakan, jika dilakukan pada musim hujan akan mengakibatkan terjadinya erosi.
Bertahap
Cara ini dengan menggantikan sebagian tanaman dengan tanaman baru. Cara ini biasanya lebih murah dan pemanfaatan pastura tidak terganggu
2.4.  Peremajaan
Peremajaan atau perbaikan padang-padang rumput harus dipertimbangkan dari dua arah, yaitu tatalaksana ternak yang digembalakan harus diperhatikan hubungannya dengan perbaikan tata laksana padang penggembalaan. Peremajaan padang penggembalaan meliputi pengolahan tanah, pembenihan baru, pemupukan, pemberantasan invansi tumbuhan pengganggu, pemberantasan hama penyakit,  penggunaan sumber air, makanan pelengkap dan penanaman pohon-pohon (Mc. Illroy, 1976). 
Padang penggembalaan permanent yang terlantar biasanya diremajakan dengan jalan dibajak dan pembenihan baru menggunakan species rumput dan leguminosa yang lebih unggul. Metode seperti di atas sudah lazim digunakan dan akan menunjukkan kenaikan produksi yang tinggi pada saat setelah dibajak dan diberi benih baru. Namun, hal ini tidak selamanya dapat dipertahankan dan akan merosot pada tahun keempat dengan produksi akhir padang penggembalaan yang dibajak lebih rendah daripada padang penggembalaan yang tidak dibajak  (Voisin,1960).
Salah satu metode tercepat dalam meremajakan padang penggembalaan di daerah tropic adalah dengan cara mengganti rumput yang berproduksi rendah dengan species serta varietas rumput atau leguminosa yang lebih baik (Mc. Illory, 1976).
2.4.1. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah bertujuan untuk mempersiapkan media tumbuh optimum bagi tanaman. Pengolahan tanah secara baik menyangkut pengertian yaitu membersihkan tanah dari tumbuh-tumbuhan pengganggu, menjamin perkembangan sistem perakaran yang sempurna, menjamin peningkatan aviabilitas zat-zat, memperbaiki aerasi dan kelembaban tanah, memeperbaiki kelestarian serta kesuburan tanah dan persediaan air. Sebelum pengolahan tanah dilakukan pemanenan terlebih dahulu. Pengolahan tanah bertujuan mempersiapkan media tumbuh yang optimum bagi suatu tanaman. Tanah yang diolah secara baik menyangkut pengertian :
a) membersihkan tanah dari tumbuhan-tumbuhan pengganggu (weed)
b) menjamin perkembangan sistem perakaran
c) memperhatikan kelestarian kesuburan tanah dan persediaan air
Pengolahan tanah dilakukan dengan cara penyiangan, pembajakan. Penyiangan sangat diperlukan dalam pemeliharaan tanaman. Karena tanaman tidak disiangi maka tanaman akan bersaing dengan gulma, sehingga pertumbuhan tanaman akan terganggu dengan adanya gulma (Crowder dan Chedda, 1982). Penyiangan dilakukan dengan maksud untuk memberantas weed atau gulma, yaitu : mekanisme dengan jalan pengolahan tanah yang intensif, penyiangan dan pengaturan pengairan ; biologis dengan menambahkan musuh-musuh alami gulma dengan cara memanipulasi faktor biotik lingkungan gulma dan mengatur komposisi botaninya, dan kimia dengan menggunakan obat-obatan atau zat kimia yang disebut herbisida (biaya mahal) (Crowder dan Chedda, 1982). Pembajakan dalam peremajaan padang penggembalaan dapat dilakukan dengan jalan membajak jalur berjarak lebar tempat biji akan disebarkan (Mc. Illory, 1976).
2.4.2. Pembenihan Baru
Padang penggembalaan permanen yang mundur atau terlantar di daerah iklim sedang biasanya diremajakan dengan jalan pembajakan dan pembenihan baru dengan spesies rumput dan leguminosa yang unggul. Walaupun cara ini banyak disanggah, tetapi telah umum dilakukan sehingga lazim dikatakan bahwa padang penggemabalaan yang tidak dapat diremajakan dengan dibajak hanyalah padang penggembalaan yang tidak dapat dicapai oleh alat-alat pembajak, misalnya padang penggembalaan bukit. Voisin (1960), telah menegaskan bahwa kenaikan produksi yang sangat tinggi pada padang penggembalaan setelah dibajak dan diberi benih baru tidak selamanya dapat dipertahankan dan akan merosot dalam tahun keempat serta produksi akhir padang penggembalaan yang dibajak tadi menjadi lebih rendah daripada bila padang penggembalaan tersebut tidak dibajak. Ia memberikan banyak  bukti untuk memperkuat kesimpulan tersebut. Walaupun demikian, cara tadi masih terus dilakukan orang.
Salah satu metoda yang tercepat untuk perbaikan padang penggembalaan di daerah-daerah tropika adalah mengganti rumput-rumput yang berproduksi rendah dengan spesies serta varietas rumput dan leguminosa yang lebih baik atau unggul. Penggunaan bajak harus dilakukan dengan hati-hati karena dapat menyebabkan bahaya erosi oleh hujan dan oleh angin. Metoda lain yang kurang drastik dalam hal mempersiapkan persemaian ialah dengan jalan membajak jalur berjarak lebar tempat biji disebarkan, atau menggunakan alat penabur benih langsung pada padang penggembalaan bersangkutan. Keputusan menanam suatu jenis hijauan makanan ternak yang unggul, perlu pertimbangan jenis yang sesuai dengan alam setempat dan sistim penyajian yang akan dilakukan. Faktor penentu dalam usaha penggembangan hijauan makanan ternak dan faktor yang perlu diperhatikan adalah: curah hujan, jenis tanah dan ketinggian diatas permukaan laut.
2.4.3. Pemupukan
Perbaikan kesuburan tanah dengan pemupukan terutama pupuk nitrogen dan fosfat, akan menaikkan produksi pada tanah-tanah yang miskin, misalnya pada tanah-tanah miskin savanna Guyana Inggris, pemakaian pupuk disertai dengan introduksi spesies rumput yang lebih baik telah menaikan kapasitas tampung empat puluh kali lipat. Disebagian besar daerah tropika permintaan yang rendah akan hasil-hasil ternak menyebabkan pemberian pupuk dalam jumlah yang minimal sekalipun tidak akan ekonomis dan leguminosa merupakan satu-satunya sumber nitrogen yang dapat digunakan.
Pemberian pupuk kandang maupun kompos akan sangat bermanfaat bagi kondisi fisik tanah, karena akan memperbaiki struktur tanah. Disamping itu dapat pula diberikan pupuk anorganik seperti KCl, Sp-36 dan urea, disesuaikan dengan jenis tanah setempat.
2.4.4. Pemberantasan invasi tumbuh-tumbuhan pengganggu
Di padang-padang penggembalaan yang dipelihara, tumbuh-tumbuhan penggangu dapat diberantas dengan jalan menyabit dan menggunakan herbisida selektif. Di padang-padang rumput alam telah digunakan cara pemberantasan biologis dengan berhasil, misalnya kaktus Opuntia spp. Di Queensland diberantas dengan menggunakan ulat-ulat dari ngengat Cactoblastis cactorum.
2.4.5. Penggunaan Sumber Air
Suplai air diperlukan untuk pertumbuhan tanaman terutama bagi daerah-daerah yang mengalami kemarau panjang. Sumber air dapat berasal dari sumber air alami atau sumber air buatan.Bila air merupakan suatu factor pembatas dalam pembinaan padang rumput, maka pembuatan dam-dam, tangki-tangki tanah, dan waduk-waduk dapat merintis perbaikan setempat. 
2.4.6. Makanan Pelengkap
Penyediaan makanan pelengkap dalam bentuk hay, silase, tanaman makanan ternak atau “standing hay” adalah salah satu cara untuk meringankan tekanan penggembalaan terhadap padang rumput selama musim kemarau.
2.4.7. Penanaman pohon-pohon
Pada padang penggembalaan diperlukan juga penyediaan naungan, misalnya telah dibuktikan bahwa produksi Axonopus compressus dibawah naungan pohon-pohon 20% lebih tinggi dan kandungan proteinnya lebih tinggi pula. Semak-semak yang mengganggu harus diberantas karena dapat mengurangi kapasitas tamping padang penggembalaan.
Usaha untuk perbaikan padang-padang rumput yaitu; 
1. Factor penghambat pada perbaikan padang penggembalaan saat sekarang adalah kurangnya sumber biji dan bibit untuk keperluan pembuatan padang rumput baru atau perbaikan padang rumput yang telah mundur.
2. Penggunaan zat kimia untuk pemberantasan tumbuh-tumbuhan pengganggu dan pertumbuhan kembali semak-semak pada pertanaman pada padang penggembalaan perlu diteliti. Mungkin dapat dilakukan penyemprotan bahan-bahan pembasmi tumbuh-tumbuhan pengganggu  lewat udara dan tekhnik ini mungkin pula berguna dalam pembuatan padang penggembalaan.
3. Karena nitrogen diperlukan oleh semua jenis-jenis rumput dan tidak dapat dipenuhi dengan jalan pemupukan saja, maka perlu dipertimbangkan untuk menyebar biji-biji Stylosanthes gracilis (leguminosa) lewat udara. Karena biji nya sangat halus dan ringan mak perlu dibutirkan dengan tanah. Superfoosfat dapat disebar lewat udara pada saat yang sama di atas savanna daerah utara. Waktu yang tepat untuk penaburan lewat udara ialah setelah pembakaran tahunan. Penaburan biji leguminosa dan superfosfat lewat udara memungkinkan perbaikan dan pendayagunaan yang lebih efisien.
KESIMPULAN
Padang pengembalaan sangat besar peranannya terhadap penyediaan hijauan makanan ternak bagi ternak ruminansia, terutama bagi sistem peternakan ekstensifUntuk menyediakan hijauan makanan ternak yang berkualitas, efisien dan tersedia secara kontinyu sepanjang tahun, maka perlu diadakan peremajaan terhadap padang pengembalaan yang terdiri dari beberapa metode yaitu pengolahan Tanah, pembenihan baru, pemupukan, Pemberantasan invasi tumbuh-tumbuhan pengganggu, penggunaan sumber airmakanan pelengkappenanaman pohon-pohon.
DAFTAR PUSTAKA

McIlroy, R. J. 1976. Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika. Pradnya Paramita, Jakarta. (Diterjemahkan oleh S. Susetyo, Soedarmadi, I. Kismono dan S. Harini I. S.).
Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Hijauan Makanan Ternak Tropik Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi UGM, Yogyakarta.
Voisin, A. 1960. Better Grassland Sward, Crosby Lockwood, London.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar